Beranda | Artikel
Biografi Imam Ath-Thabari
Jumat, 25 September 2020

Bersama Pemateri :
Ustadz Ali Musri Semjan Putra

Biografi Imam Ath-Thabari merupakan bagian dari kajian Islam ilmiah Faidah-Faidah Sejarah Islam yang disampaikan oleh Ustadz Dr. Ali Musri Semjan Putra, M.A. Hafidzahullah. Kajian ini disampaikan pada Jum’at, 7 Safar 1442 H / 25 September 2020 M.

Download juga kajian sebelumnya: Peristiwa Penting Dalam Kekuasaan Al-Muqtadir Billah

Mukaddimah Kajian Tentang Biografi Imam Ath-Thabari

Pada pertemuan yang lalu kita telah membahas secara sekilas tentang biografi Imam An-Nasa’i yang wafat dimasa kekuasaan Al-Muqtadir Billah yang beliau wafat pada tahun 303 Hijriyah.

Pada masa kekuasaan Al-Muqtadir Billah ini juga wafat salah seorang ulama besar yang terkenal sekali di kalangan umat ini, yaitu ahli tafsir yang diakui oleh segenap para ulama yang dikenal dengan Abu Ja’far Muhammad Ibnu Jarir Ath-Thabari, beliau wafat pada tahun 310 Hijriyah.

Dalam perjumpaan kita kali ini membahas sekilas tentang biografi beliau agar kita mengenal para ulama kita dan yang sering juga dinukil pendapat dan penjejelasan para ulama tersebut oleh para Da’i. Sehingga kita juga dapat mengenal sekilas siapa mereka, dimana dan bagaimana mereka menuntut ilmu, apa saja karya-karya ilmiah mereka dan bagaimana perjuangan mereka di dalam menuntut ilmu, dalam menyebarkan ilmu, bagaimana mereka menggunakan waktunya yang maksimal dalam mencari keridhaan Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Sungguh akan banyak inspirasi-inspirasi positif yang kita lihat dari kehidupan mereka. Dengan melihat sejarah para ulama, semoga dengan hal itu termotivasi diri kita dan anak-anak kita untuk mentauladani mereka dalam mempelajari dan memperjuangkan agama yang mulia ini.

Dengan mengenal mereka, kita akan mengetahui betapa besarnya jasa-jasa mereka dan kita juga akan mencintai mereka sebagai orang-orang yang telah berjasa dalam agama Allah dengan ilmunya.

Salah satu tafsir yang sangat fenomenal dan monumental dalam sejarah kajian tafsir adalah tafsirnya Al-Imam Ath-Thabari. Bahkan para ulama mengatakan semua ahli tafsir setelah Imam Ath-Thabari adalah merujuk. Imam Ath-Thabari adalah pakar atau orang yang paling menguasai di dalam bidang ini.

Beliau bukan hanya pakar dalam bidang tafsir, tetapi beliau juga ahli dalam bidang ilmu lainnya. Jadi yang menyebabkan tafsir beliau ini memiliki kelebihan dan keutamaan yang begitu banyak adalah karena beliau menulis tafsir ini dengan disiplin ilmu yang komprehensif atau ilmu yang terintegritas. Beliau ahli dalam tafsir Al-Qur’an, juga ahli dalam ilmu hadits, mengerti dengan shahih dan dhaifnya hadits, beliau juga ahli dalam sejarah. Dan beliau juga ahli dalam fiqih dan bahasa.

Beliau memiliki tafsir yang dikenal dengan Jami’ al-Bayan fi Ta’wil al-Qur’an, ta’wil ini maksudnya adalah tafsir. Kemudian Tahdzibul Atsar dalam hadits, Tarikh ar-Rusul wa al-Muluk, ini adalah kitab-kitab yang monumental dari beliau.

Dan beliau cukup fenomenal sekali di kalangan para ulama-ulama karena beliau memiliki peranan yang sangat besar dalam menyebarkan ilmu terutama dalam tiga bidang ilmu tadi. Dan beliau juga memiliki kitab Ikhtilaf al-Fuqaha dimana beliau disana mengupas berbagai pandang-pandangan ahli fiqih dan beliau pun memberikan pandangan-pandangan beliau terhadap pandangan tersebut.

Inilah sosok yang akan kita coba mengenal sekilas tentang ulama yang boleh jadi dalam setiap hari mungkin tidak pernah nama beliau tidak disebut di muka bumi ini. Karena begitu besarnya jasa beliau. Dalam pelajaran-pelajaran baik di universitas, di seminar-seminar, setiap hari orang menggali Al-Qur’an, setiap hari orang menggali tafsir, menggali hadits ataupun sejarah, maka setiap hari akan tersebut nama beliau di situ. Karena beliau punya karya yang sangat monumental dalam bidang ilmu ini. Maka selayaknyalah kita mengenal dan mengenalkan beliau kepada umat agar umat juga termotivasi untuk menggali ilmu yang telah beliau wariskan, terutama tafsir beliau.

Juga untuk para pemuda Islam agar bersemangat untuk meneladani beliau tentang bagaimana kesabaran dan perjuangan di dalam menuntut ilmu. Beliau adalah anak yang tidak terpengaruh dengan berbagai tipu daya di masanya. Dimana pada usia remaja sering kita memberikan semacam argumentasi atau toleransi kepada anak bahwa dia masih kecil, umurnya masih belum cukup untuk serius belajar. Padahal kalau kita lihat para ulama kita, dari umur 9 tahun atau 8 tahun, mereka sudah serius dalam hidup mereka. Tidak ada lagi istilahnya mejeng sana atau kumpul-kumpul, buang-buang waktu, naik gunung turun gunung, ataupun hal-hal yang kurang berfaidah di dalam hidupnya. Mereka justru memberikan jasa yang ditendang oleh umat setelah hidup mereka. Sampai bayangkan, setelah beliau wafat dari sekian abad yang lalu, orang masih mengenal beliau dan karya beliau masih dimanfaatkan. Tidak terkira bagaimana beliau mendapatkan pahala dari Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Inilah suatu bukti bagaimana ketika Allah ingin meninggikan seorang hamba, pahalanya tidak terputus sebagaimana yang dikatakan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam:

إِذَا مَاتَ ابْنُ آدَمَ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلاَّ مِنْ ثَلاثٍ : صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ ، أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ ، أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ

“Apabila seorang anak Adam mati, maka terputuslah semua amalnya kecuali tiga: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak shalih yang berdoa untuknya.” (HR Muslim)

Bayangkan, setiap hari manusia, bukan satu atau dua orang, mereka mengambil faidah dari kitab tafsir beliau dan dari kitab-kitab beliau yang lainnya.

Bagaimana dan apa faidah selanjutnya? Mari download dan simak mp3 kajiannya.

Download MP3 Kajian

Untuk mp3 kajian  yang lain silahkan kunjungi mp3.radiorodja.com


Artikel asli: https://www.radiorodja.com/49104-biografi-imam-ath-thabari/